Pembelajaran PAI Berbasis AI, Inspirasi dari Guru Mudisa

Mudisaofficial.com-Rasa antusias dan suasana hangat terasa di SD Muhammadiyah 1 Jember (Mudisa) pada Rabu (15/10/2025). Hari itu, sekolah ini dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan rutin bulanan Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Islam (PAI) Kecamatan Sumbersari.
Sebagai tuan rumah, Mudisa tak hanya menyiapkan tempat yang nyaman, tetapi juga ikut berkontribusi sebagai narasumber berbagi inspirasi dan praktik baik. Adalah M Khotib Firdaus SPd, guru yang akrab di sapa Pak Firdaus, yang memaparkan materi bertajuk “Inovasi Pembelajaran PAI Berbasis Digital dan Kecerdasan Buatan.”
Berbagi Semangat Guru Penggerak
Dalam pembukaannya, Pak Firdaus memperkenalkan diri dengan gaya santai namun bersemangat. Ia menceritakan perjalanan panjangnya mengikuti berbagai pelatihan, mulai dari Guru Penggerak angkatan 3, Pengajar Praktik angkatan 9, hingga Penggerak Merdeka Belajar.
“Pelatihan Guru Penggerak itu seperti mengandung, sembilan bulan lamanya,” ujarnya disambut tawa peserta. “Tapi luar biasanya, setelah itu kita jadi lebih berani tampil dan mengimbaskan ilmu kepada teman-teman guru lainnya.”
Dukungan dari kepala sekolah dan rekan-rekan Mudisa menjadi motivasi tersendiri baginya untuk terus belajar dan berbagi.
Teknologi untuk Guru Masa Kini
Dalam paparannya, Pak Firdaus menegaskan bahwa guru masa kini harus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ia mengajak peserta untuk tidak ragu mengintegrasikan teknologi digital, termasuk AI (Artificial Intelligence), dalam pembelajaran PAI.
“Didiklah anak sesuai zamannya, karena mereka hidup di zamannya, bukan di zaman kita,” kutipnya dari pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Menurutnya, prinsip itu menjadi pengingat penting agar guru terus berinovasi dan memahami cara belajar generasi digital saat ini.
Ia pun mencontohkan penggunaan platform seperti Canva AI, ChatDeepSeek, dan EducaPlay yang bisa membantu guru membuat modul ajar otomatis, soal interaktif, hingga video pembelajaran berbasis kuis.
“AI itu bukan Tuhan, tapi alat yang kita perintah,” tegasnya. “Guru tetap jadi pengendali utama dalam pembelajaran.”
Dari Tilawah ke Teknologi
Meski berlatar belakang pendidikan Bahasa Inggris, Pak Firdaus juga dikenal sebagai guru tilawah dan pembina tilawatil quran di Mudisa.
Ia menceritakan bahwa sekolahnya telah menorehkan berbagai prestasi, mulai dari medali emas dan perunggu tingkat nasional hingga juara tilawah tingkat kabupaten.
“Walaupun bukan sarjana PAI, saya senang bisa berkontribusi dalam pembelajaran agama,” ujarnya. “Kuncinya semangat belajar dan mau berbagi.”
Praktik Nyata yang Menginspirasi
Agar tidak sekadar teori, Pak Firdaus juga menampilkan contoh video interaktif PAI yang ia buat sendiri. Dalam video tersebut, murid diajak belajar Asmaul Husna sambil menjawab pertanyaan langsung dari layar.
“Anak-anak tidak hanya menonton, tapi juga aktif menjawab dan bergerak,” jelasnya. “Kelas jadi hidup dan anak-anak lebih cepat paham.”
Peserta KKG tampak antusias, bahkan beberapa langsung mencoba membuat konten pembelajaran sederhana dengan fitur AI di laptop masing-masing.
Menutup materinya, Pak Firdaus menyampaikan pesan reflektif bagi para guru.
“Kalau kita diam dan tidak mau belajar hal baru, nanti kita mudah lelah dan marah di kelas,” katanya sambil tersenyum. “Tapi kalau kita terus belajar dan berinovasi, anak-anak akan bahagia belajar bersama kita.”
Kegiatan KKG PAI Sumbersari di Mudisa pun diakhiri dengan suasana penuh semangat dan rasa syukur. Para guru pulang membawa inspirasi baru — bahwa mengajar PAI di era AI bukan tantangan, tapi peluang untuk berinovasi. (*)