Kabar Mudisa

Senyum dan Jempol di Balik Jarum Suntik

Galen Siswa Kelas 1C menahan sakit sambil acungkan jempolnya.

Mudisaofficial.com – “Aduuuh… sakit nggak ya?” Bisikan kecil terdengar dari salah satu siswa SD Muhammadiyah 1 (Mudisa) Jember yang duduk di kursi UKS, menunggu giliran imunisasi. Beberapa anak menatap jarum suntik dengan waswas, sebagian lainnya mencoba menutupi rasa takut dengan bercanda bersama teman.

Namun, pemandangan berbeda muncul ketika seorang siswa menutup mata rapat-rapat, wajahnya meringis, tetapi tangannya tetap mengacung memberi jempol. Suasana pun langsung cair. Anak-anak yang tadinya takut ikut tertawa, sementara guru dan petugas kesehatan memberikan tepuk tangan kecil.

Suasana UKS yang Hidup

Senin (22/9/2025) itu, ruang Unit Kesehatan Siswa (UKS) Mudisa berubah menjadi arena belajar keberanian. Kursi-kursi disusun rapi, meja dipenuhi perlengkapan medis, dan di sudut ruangan terlihat kotak pendingin berisi vaksin. Petugas kesehatan dari Puskesmas Kecamatan Sumbersari bekerja cekatan, mengenakan sarung tangan, memastikan dosis vaksin siap untuk disuntikkan.

Tidak hanya itu, Bu Okta, guru SD Mudisa, ikut mendampingi siswa satu per satu. Dengan sabar ia memegang tangan kecil yang gemetar, sambil berusaha mengalihkan perhatian dengan obrolan ringan. “Ayo, senyum dulu. Nggak sakit kok, cuma sebentar,” ujarnya.

Jenis Imunisasi Sesuai Jenjang

Program imunisasi kali ini terbagi sesuai kelas. Siswa kelas 1 menerima vaksin Campak Rubela untuk melindungi mereka dari penyakit menular sejak dini. Sementara siswa kelas 5 dan 6 mendapat vaksin HPV yang bermanfaat mencegah infeksi berbahaya di masa remaja.

Semua siswa yang ikut imunisasi telah lebih dulu mendapat persetujuan orang tua. Kehadiran mereka di UKS menunjukkan dukungan keluarga terhadap pentingnya menjaga kesehatan anak-anak sejak usia sekolah dasar.

Petugas yang Berpengalaman

Meski ada beberapa siswa yang tampak cemas, kegiatan berjalan lancar. Petugas puskesmas yang berpengalaman tahu betul cara menghadapi anak-anak. Mereka menggunakan pendekatan penuh humor, bahkan ada yang pura-pura menghitung jari atau menanyakan hobi anak, hingga siswa lupa kalau jarum suntik sudah menempel di lengan mereka.

“Banyak anak awalnya menolak, tapi kalau dibujuk dengan sabar, mereka jadi lebih berani. Setelah selesai, mereka malah senyum lega,” tutur salah satu tenaga medis.

Lebih dari Sekadar Imunisasi

Bagi anak-anak Mudisa, kegiatan ini bukan hanya soal kesehatan. Momen imunisasi juga menjadi pelajaran hidup: bagaimana menghadapi rasa takut, bagaimana percaya pada orang dewasa yang mendampingi, dan bagaimana sebuah proses medis bisa berubah menjadi pengalaman menyenangkan jika dilakukan bersama-sama.

Bagi sekolah, kegiatan ini adalah wujud nyata kolaborasi antara lembaga pendidikan, tenaga kesehatan, dan orang tua. SD Muhammadiyah 1 Jember tidak hanya mendidik anak dalam aspek akademik, tetapi juga memastikan tumbuh kembang mereka terjaga melalui layanan kesehatan yang terintegrasi.

“Anak-anak kita perlu sehat agar bisa belajar dengan baik. Imunisasi adalah investasi masa depan,” kata Bu Danik Wakil Kepala Sekolah Mudisa.

Pada akhirnya, ketika semua siswa kembali ke kelas masing-masing, cerita tentang “berani suntik” menjadi bahan obrolan seru. Ada yang bangga bisa melaluinya tanpa menangis, ada pula yang bercanda karena menutup mata terlalu lama. Namun satu hal pasti, hari itu mereka semua pulang dengan keberanian baru dan tubuh yang lebih terlindungi.

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *